Aku,Nabila dan Adam segera berjalan keluar untuk mencari kedaraan untuk pergi ke eiffle tower.
"Nah! tuh taxinya!" Seru Nabila "Taxi! Taxi!"Aku segera masuk kedalam taxi itu. Untung saja Adam membawa kamus bahasa perancis. Tapi Adam berbicara menggunakan bahasa inggris saja kali ini. "Pusing nih aku ngomong pake bahasa perancis!" itulah kalimat yang pernah Adam katakan padaku.
Skip
"Akhirnya kita sampai juga..." Ujarku. "Kita mau kemana dulu nih?.." "Gimana kalau kita beli minum aja dulu... disini agak panas sih.. sekalian cari makanan ringan buat dijalan" Jawab Adam. "Ide bagus. Eh,ada toko tuh disitu. mampir yuk?" Akupun mengikuti apa yang dikatakan Nabila.
Aku langsung saja bolak balik sana sini mencari makanan yang mau aku beli untuk dijalan nanti.
"Sya,kamu beneran mau belanja dan kuat makan itu semua?" Tanya Nabila padaku. "Yaiyalah.." Jawabku sambil mengambil beberapa coklat batang. "Tapi itu banyak banget sya.. perut kamu berapa sih?" "Yaelah... ada apaan sih ini? daritadi berantem mulu?" Tanya Adam. "ininih. Alisya belanja banyak banget... kalau dia gendutan gimana? kan repot" "Bener juga bil. Sya,lagian ngapain sih kamu belanja banyak amat?" "Ihh.. inikan cuma segini kok. gak nambah lagi deh.. janji" Ujarku sambil mengeluarkan nada yang tidak begitu enak didengar. "Oke,langsung kita bayar." Kata Adam.
Setelah selesai membayar lalu keluar dari toko tadi,kita bertiga berjalan menyusuri jalan yang besar. Aku begitu nyaman berjalan bersama mereka. Tanpa banyak ngelunjak,kita langsung foto foto menggunakan kamera yang aku sempat bawa. "Oh ya dam,aku boleh ngomong berdua dulu gak sama Nabila?" Tanyaku. "Boleh. tapi jangan kemana mana ya" Jawab Adam sambil langsung berjalan ke arah tempat duduk yang tidak begitu jauh dari sini. "Kamu mau ngomong apa Sya?" Tanya Nabila padaku. "Aku mau nanya,apa Adam itu temen SD kamu? yang kamu taksir itu?" Tanyaku sambil mengeluarkan nada pelan. "Iya sya,Adam itu temen SD aku. Kenapa?" "Dia pacarku sekarang." Jawabku singkat. "APA??!!" Jawab Nabila yang sedikit bingung dengan jawaban ku tadi. "Dia pacar kamu Sya? sejak kapan?" Tanya Nabila padaku sambil menoleh ke belakang karena ingin mengalihkan perhatianku. "Baru saja. Saat di bandara,dia nembak aku. Kamu gak marah kan?" Ujarku. "Enggak kok..." jawab Nabila (Lagi) sambil memainkan hanphone nya yang sebenarnya tidak ada sms ataupun telepon. "Kalau kamu gak marah,kamu pasti mau natap wajahku. Aku yakin pasti kamu marah..." "Udahlah Sya gausah ngebahas ini lagi. Kita kan lagi seneng seneng disini. Aku males banget kalau debat kaya gini. Udah deh..." Jawab Nabila yang langsung berjalan lalu sedikit 'menyenggol' pundak ku. AW! mungkin agak sedikit sakit di bagian pundak,pinggang,juga hati. "Ada apa yang sebenarnya terjadi?" Di benakku. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Aku hanya diam dan diam tanpa ada kalimat yang aku keluarkan untuk Nabila. begitupun sebaliknya.
Di tengah perjalanan,aku memang sempat mendekati Nabila sedikit sedikit. Tapi Nabila hanya mengeluarkan suara "Ck..." sambil menoleh ke arah samping. Aku masih bingung. Apa Nabila cemburu? Sungguh,aku memang gak tau soal ini. Aku juga gak tau kalau Adam itu teman SD yang ditaksir Nabila.
"Kalian ini kenapa sih? kita kan lagi seneng seneng disini. Kok kalian malah jauh jauhan sih?" Seru Adam. "Justru aku gak tau daritadi...." Jawabku sambil menghentakkan kaki ku ke tanah karena kesal. "Kalian marahan?" "Enggak kok. kata siapa?" Jawab Nabila. "Kalau enggak,mana mungkin kalian kaya gini? Dah cepetan baikan sana. Kaya Anak kecil aja..." "Yaudah deh,Sya maafin aku soal tadi ya" Kata Nabila padaku akupun menjawab "Iya bil,gak apa apa kok" Nabila pun memelukku. Nah gitu dong....
Aku lebih banyak mengambil foto bersama Nabila. Karena memang aku sudah lama tidak bertemu Nabila sahabatku itu.
Eiffle Tower...
Aku,Nabila,dan Adam mau naik ke puncak Eiffle Tower. Gak manjat dong pastinya. Kita naik lift. masa manjat? Emangnya spiderman? Lanjut saja... aku memang sempat mengajak Nabila berbicara,tapi itu hanya sebentar dan Nabila juga memberi jawaban padaku begitu singkat. Aku punya firasat yang gak enak tentang Nabila. Aku ngerasa kalau dia marah banget dan cemburu banget sama aku. Sudahlah Sya... tidak perlu dibahas hari ini.
"Huuuaaaaaaaaaaahhh..... Sampai juga..." Ujar Nabila. Aku hanya terus memperhatikannya. Dia masih memperhatikan apa yang ada di sekelilingnya. Lalu dia membalik dan menatapku,aku membalasnya dengan senyuman. Dan begitu juga sebaliknya. Aku juga foto foto lho disini! Setelah aku mengambil gambar yang cukup banyak,akupun berbicara berdua dengan Adam. "Sya..." "Iya Dam?" Jawabku. "Aku sayang sama kamu" Kata Adam. Dan aku hanya menjawab... "Aku sayang Nabila.." Sambil menarik tangan Nabila. "Lah,terus Nabila sayang siapa?" Tanya Adam. "Aku sayang Alisya lah..." Jawab Nabila sambil mengedipkan matanya padaku... "Aku gimana?" "Entahlah..." Jawabku sambil tersenyum. "Lelucon garing... syalalala" Ujar Adam. "Hah.... eh,aku bosan disini terus. Pulang yuk?" Kataku. "Beneran mau pulang? Kita cuma punya sisa 2 hari lagi loh disini terus pulang ke Jakarta. "iya,lagian aku capek banget.." jawab Nabila yang juga ikut dalam pembicaraan ini. "Baiklah..."
Di Hotel...
"Capeknya walau cuma sebentar...." Ujarku. "Jadi,besok kita mau kemana lagi?"Tanya Adam. "Beli oleh oleh?" Jawab Nabila. "Top Cer!" Kataku.
Hari yang singkat dan hanya sebentar ini,gak akan pernah aku lupain. Aku siap ngejalanin hari selanjutnya sama kalian...
Skip
Besoknya lagi lagi Aku,Nabila,dan Adam pergi keluar. Membeli dan mencari oleh oleh itu memang susah. Mungkin... makanan,permen,aksesoris,dan beberapa baju yang aku tau tentang oleh oleh. Adam sudah membeli beberapa barang. Nabila juga. Tapi aku? Aku hanya membeli 1 bungkus permen saja. Aku bingung. Barang apa yang harus aku beli. Akhirnya aku memilih untuk membeli baju,coklat,dan aksesoris seperti kalung,gelang,dan cincin. Aku harap. Persahabatan antara aku dan Nabila akan selamanya abadi dan gak bakal ada yang ngeganggu. Eh,apa hubungan nya oleh oleh sama persahabatan coba? Lupakan. Aku juga sempat membeli 1 buku Diary yang keliatannya memang bagus. Aku memanfaatkan saat saat seperti ini untuk membeli banyak barang. Di perjalanan ini aku tidak melepaskan peganganku dengan Nabila. Aku memegang tangannya sangattttttlah erat. Entah mengapa aku mau melakukan hal itu. Aku seperti terjerat. Dan aku seperti didorong untuk melakukan hal itu. Apa aku terlalu khawatir?
To Be Continued...